Saturday, November 19, 2011

Penemu Kertas



Tsai Lun (50-121 M)
Penemu Kertas yang Nyaris Dilupakan Sejarah

DIBANDINGKAN dengan Johann Gutenberg (1400-1468), nama Tsai Lun tidak terlalu populer. Michael H. Hart, penulis buku Seratus Tokoh Paling Berpengaruh dalam Sejarah (1978), menyebutkan betapa sangat sedikit ensiklopedi di Barat yang mencantumkan nama Tsai Lun. Padahal, jauh sebelum Gutenberg memengaruhi perkembangan ilmu pengetahuan lewat mesin cetak yang diciptakannya pada 1456, Tsai Lun telah memulai upaya tersebut dengan menciptakan kertas pada 105 Masehi. Catatan tentang penemuan kertas ini terdapat dalam penulisan sejarah resmi Dinasti Han.

Tsai Lun dilahirkan di Guiyang (sekarang termasuk wilayah Provinsi Hunan) tahun 50 Masehi, pada masa pemerintahan Dinasti Han. Dalam bahasa tradisional Cina, nama Tsai Lun dilafalkan dengan Cai Lun. Cai Jingzhong adalah nama kehormatan yang diberikan kepadanya.

Tsai Lun mengawali karier intelektualnya sebagai pegawai negara pada pengadilan kekaisaran. Setelah mengabdi sebagai pegawai kaisar sejak tahun 75 Masehi, Tsai Lun memperoleh banyak penghargaan dan kenaikan pangkat. Pada tahun 89, Tsai Lun dipromosikan sebagai sekretaris dalam pekerjaan tulis-menulis kerajaan. Tahun itu juga, Tsai Lun memperoleh jabatan pada kantor yang berwenang dalam pabrikasi senjata.

Sebelum Tsai Lun menciptakan kertas, buku-buku di Cina umumnya dibuat dari bambu dan bahan sutra. Selain kaku, ”buku bambu” ini cukup berat. Seseorang memerlukan satu gerobak untuk membawa sejumlah buku yang diperlukannya. Sedangkan buku dari bahan sutera diterbitkan dalam eksemplar terbatas, sehingga tidak semua orang dapat memperoleh bacaan bermutu karena mahalnya bahan-bahan bacaan dari sutra. Gagasan menciptakan kertas dipengaruhi oleh kenyataan betapa tidak praktis dan mahalnya medium tulis-menulis dari bahan-bahan tersebut.

Tsai Lun menciptakan kertas dari kulit pohon murbei dan mempersembahkan temuannya itu kepada Kaisar Han Ho Ti. Konon, Kaisar sangat girang dengan penemuan ini. Sejak itu, kertas digunakan secara luas di Cina, dan bangsa Cina menyebut kertas hasil ciptaan Tsai Lun ini dengan ”kertas dari Bangsawan Tsai”. Penemuan ini pada gilirannya membawa pengaruh besar dalam sejarah perkembangan peradaban di Cina, terutama dalam peningkatan melek aksara. Orang-orang Cina kemudian menghubungkan nama Tsai Lun dengan penemu kertas, dan namanya tersohor di seluruh Cina. Dengan penemuan itu, Tsai Lun diangkat menjadi bangsawan kerajaan.

Kertas bikinan Tsai Lun diolah dengan merendam bagian dalam kulit murbei, lalu dipukul-pukul hingga seratnya lepas. Bersama kulit, direndam juga bahan rami, kain bekas, dan jala ikan. Setelah menjadi bubur, bahan ini ditekan hingga tipis dan dijemur. Lalu jadilah kertas yang mutunya belum sebagus sekarang.

Cina mempertahankan dan menjaga rahasia cara pembikinan kertas ini selama lima abad. Teknik pembuatan kertas tersebut kemudian jatuh ke tangan orang-orang Arab pada masa Dinasti Abbasiyah, ketika pasukan Dinasti Tang kalah dalam Pertempuran Sungai Talas pada tahun 751 Masehi. Beberapa tenaga ahli pembikin kertas tertawan dan dibawa oleh orang-orang Arab. Para tawanan perang ini diminta mengajarkan cara pembuatan kertas, sehingga di zaman Abbasiyah muncullah pusat-pusat industri kertas. Kertas kemudian diproduksi di Bagdad dan Samarkand, yang seterusnya menyebar ke seluruh dunia Arab. Mulai saat itu, kemajuan kebudayaan dan ilmu pengetahuan berpindah ke dunia Arab sampai abad ke-15.

Pengetahuan mengenai cara pembuatan kertas menyebar tidak hanya di daratan Timur Tengah, tetapi meluas hingga ke Barat dan beberapa negara Eropa. Bangsa Eropa tidak belajar pembikinan kertas di Cina, tetapi dari orang-orang Arab, terutama setelah terjadinya Perang Salib. Dengan penyebaran ini, cara pembikinan kertas mengalami kemajuan secara bertahap, s\ehingga kualitasnya menjadi lebih baik.

Mengingat besarnya jasa Tsai Lun dalam memengaruhi perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan, Michael H. Hart menempatkan Tsai Lun pada urutan ke-7 dari seratus tokoh paling berpengaruh dalam sejarah, satu tingkat di atas Gutenberg. Buku Hart ini menjawab keragu-raguan kalangan di Barat yang mengabaikan nama Tsai Lun dalam ensiklopedinya. Buku ini juga sekaligus membongkar prasangka tentang kebenaran keberadaan Tsai Lun sebagai penemu kertas.

Saat ini, kertas telah menjadi salah satu penunjang utama dalam bisnis penerbitan dan dunia kreatif penulisan. Bayangkan jika koran, majalah, koleksi buku, dan catatan harian kita masih dalam bentuk gulungan lontar, tumpukan tulang, atau timbunan kulit binatang. Betapa ruwet dan tidak praktisnya kegiatan baca-tulis dan sistem pengarsipan dengan bahan-bahan yang berat dan kaku seperti itu. Untunglah Tsai Lun menemukan material pengganti yang lebih ringan dan sederhana.

Tsai Lun meninggal dengan menenggak racun pada tahun 121 Masehi, setelah ia dikeluarkan dari istana karena terlibat dalam komplotan antikaisar. Untuk menghormati jasanya, sebuah kuil didirikan di Chengdu, di mana ratusan keluarga melibatkan diri dalam indusri pembikinan kertas.

Sumber: http://gudangide-ideastore.blogspot.com/2009/05/penemu-kertas.html

0 comments:

Post a Comment